Apa itu sampah? Keseharian kita hampir tidak bisa dilepaskan dari sampah. Sedikit atau banyak, selalu saja semua aktivitas tersebut menghasilkan ‘residu’ yang selanjutnya kita sebut dengan sampah.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah menyebutkan bahwa, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tidak lagi memberikan manfaat bagi manusia, sehingga ia dibuang.

sampah
credit: pixabay.com


Sederhananya sampah juga bisa diartikan sebagai barang yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang oleh pemiliknya. 

Sampah bisa dihasilkan di mana saja. Di mana ada aktivitas manusia maka di situlah kemudian hadir sampah. Kita bisa menemukan sampah di rumah, di tempat kerja, di pasar dan lainnya.

Saat ini problem sampah menjadi sangat krusial. Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk, maka permasalahan sampah juga semakin meningkat. 

Sampah-sampah tersebut seringkali ditumpuk di satu tempat pembuangan tanpa ada proses pengelolaan kebih lanjut. Akibatnya, dari hari ke hari tumpukan itu semakin meninggi menjadi gunungan sampah. Kondisi ini akan menjadi bom waktu. Menunggu saatnya meledak menjadi bencana baru.

Volume sampah dari hari ke hari semakin meningkat, terlebih di kota-kota besar. Jakarta contohnya, sebagaimana dilansir dari laman analisadaily (19/12/2015), Jakarta dengan penduduk sekitar 10 juta orang setiap harinya menghasilkan 5000 ton sampah. Diperkirakan rata-rata setiap orang menghasilkan 0,5Kg sampah perkapita/hari.


Sampah Adalah Tanggung Jawab Kita

Saya katakan sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Sebab, setiap kita adalah produsen sampah. Sadar atau tidak, setiap hari masing-masing diri kita menghasilkan sampah. Diperkirakan setiap individu menyumbang sekitar 0,5Kg sampah perkapita/harinya. Bisa dihitung berapa banyak sampah sudah yang kita hasilkan dalam hidup.

Jadi, upaya paling bijak yang harus kita lakukan saat ini adalah mulai mengendalikan dan mengelola sampah yang kita hasilkan. Misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik, membawa wadah sendiri saat belanja, tidak membuang sampah sembarangan, dan lainnya.

Kenali aktivitas kita sehari-hari, mana dari aktivitas tersebut yang berpotensi menghasilkan sampah. Nah, dari sanalah kita memulai langkah pengendalian dan pengelolaan sampah.

Adakah dari potensi sampah tersebut yang bisa diminimalisir? 

Selanjutnya kenali jenis sampah yang dihasilkan. Berdasarkan sifatnya, secara umum sampah dibedakan menjadi dua jenis. Yakni sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik (degradable) adalah jenis sampah yang mudah terurai secara alami di alam. Sampah jenis ini bisa kita olah lebih lanjut menjadi bahan penyubur tanah.

Sementara sampah anorganik (undegradable) adalah jenis sampah yang sulit terurai secara alami. Termasuk sampah jenis ini antara lain plastik pembungkus makanan, botol, kaleng, kertas, besi, dan sejenisnya. 

Sampah anorganik ini ada yang bisa dikomersilkan lagi, seperti kaleng bekas minum, botol minuman, kardus dan sejenisnya. Sebagian lagi bisa digunakan kembali dan sebagian lagi bisa dijadikan produk lain dengan kreativitas tangan yang terampil.

Kendalikan Sampah dari Rumah Kita?

Lingkungan terdekat kita adalah rumah. So, dari rumahlah kita memulai upaya pengendalian dan pencegahan.

Satu hal yang wajib kita tahu adalah bahwa penyuplai sampah terbesar di lingkungan adalah rumah tangga. Sebagaimana dilansir dari laman databoks.katadata.co.id (29/07/2021) bersumber dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehitanan tahun 2020, rumah tangga menempati posisi teratas sebagai penyuplai sampah di lingkungan. Kontribusi sampah rumah tangga mencapai 37% dari total sampah lingkungan.

sampah
credit: pixabay.com


Itulah mengapa kita wajib aware dengan sampah dimulai dari rumah. 

Langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan dan mengelola sampah rumah tangga diantaranya yaitu:

  1. Pisahkan sampah sesuai jenisnya untuk mempermudah pengelolaan sampah selanjutnya.

  2. Susun dan catat rencana belanja kebutuhan dapur setiap minggu. Biasakan membawa list belanja ke pasar agar tidak lapar mata.

  3. Bawa tas belanja sendiri saat berbelanja ke pasar.

  4. Sediakan tong kompos di rumah untuk mengolah sampah sisa makanan dan sampah organik lainnya menjadi kompos.

  5. Manfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman sayur, tanaman obat dan bumbu dapur.

  6. Kurangi penggunaan plastik sebagai wadah makanan ataupun wadah barang belanjaan.

Prinsip Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Secara umum prinsip pengelolaan sampah rumah tangga dikenal dengan 4R, yaitu

  1. Reduce (kurangi)

Reduce artinya kita harus mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah bagi lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan plastik sebagai wadah belanjaan.

  1. Reuse (gunakan kembali)

Reuse artinya manfaatkan kembali barang-barang bekas yang masih layak pakai agar tidak menjadi sampah. Contohnya toples bekas masih bisa dimanfaatkan untuk wadah penyimpanan makanan, panci bekas dimanfaatkan untuk pot bunga dan lain-lain.

  1. Recycle (mendaur ulang)

Recycle artinya mengolah kembali (daaur ulang) barang-barang bekas menjadi barang yang layak guna. Contohnya mengolah plastik bekas minuman menjadi kerajinan tangan bernikai guna dan bernilai seni.

  1. Replace (mengganti)

Replace artinya mengganti atau meninggalkan produk-produk yang berpotensi menjadi sampah yang sulit terurai ke produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Contohnya menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan sebagai pengganti plastik.

So, inilah 4 prinsip pengelolaan sampah di sekitar kita yang dikenal dengan jargon 4R. Yuk lebih konsisten melakukan 4R (reduce, reuse, recycle, dan replace) sebagai upaya sederhana untuk selamatkan bumi dari sampah.


Referensi:

  1. https://dlhk.jogjaprov.go.id/pengelolaan-sampah-rumah-tangga

  2. https://analisadaily.com/berita/arsip/2015/12/20/199118/sampah-di-sekitar-kita/

  3. https://databooks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/mayoritas -sampah-nasional-dari-aktivitas-rumah-tangga-pada-2020


0 Comments